Diselamatkan dan Dikerjai Sepeda

November 16, 2014


Bersepeda di seluruh dunia itu sama saja! Kamu cuma butuh modal kaki dan... sepeda (tentu saja).

Kesenangan bersepeda (memang perlu ya?) pernah menyelamatkan dan mengerjai saya di negeri orang, suatu saat...

Mulai dibagian yang ngerjain dulu, deh ya..

Alkisah di suatu sore cerah, janjian bareng kawan untuk mencoba sepeda umum perdana di kota Paris, yang disebut Vélib. Waktu itu masih pilot project banget.

Disewakan untuk publik dengan cara pakai penuh otomatisasi, yaitu menggunakan kartu debit/kredit bank. Gampangnya : ada uang ada sepeda. Sepeda itu bisa dipakai 24 jam hanya dengan membayar satu euro, asalkan tiap 1 jam sepeda di “masukkan” ke tempat parkirnya yang ada hampir di setiap sudut kota (sampai terdengar bunyi “klik”). Jika tidak? Yah, siap-siap saja tabungan terdebet..bet bet..sampai batas waktu berakhir.

Asyik juga, lho. Nggak usah khawatir kehilangan sepeda, karena percayalah, di Eropa itu kasus kehilangan sepeda jauh lebih banyak daripada kehilangan mobil! Bahkan teman saya dengan bangga pernah bercerita dia pernah "pinjem" sepeda nganggur untuk mengejar presentasi di kampusnya (eh, tapi namanya minjem nggak tahu punya siapa dan gimana balikinnya, itu namanya apa, ya?)tepok dahi

Pangkalan sepeda sewaan otomatis, Vélib, Paris (Gambar : Michel Bertolotti dari Pixabay)

Pokoknya kami sepedaan sampai taman, parkir, kemudian piknik. Pulang-pulang, kok, saya masih terkangen-kangen alias kurang puas sepedahan. Di cek, ternyata masih ada kredit sepeda buat besok sampai jam 15h00. Sayang kalau tidak dimaanfaatkan. Dan besok paginya saya kembali.

Namun pengalaman hari esok tak seindah kemarin. Puter-puter keliling kota, Setelah mencoba sebentar dan berniat pulang, SATU JAM hampir berlalu, tidak juga menemukan tempat parkir sepeda yang kosong! Jadilah saya atlet Tour de France yang tujuan garis finishnya cuma satu : bunyi klik tanda sepeda diparkir atau bakal kena kanker (kantong kering).

Pulang dengan butir-butir keringat segede biji jagung.

Mensana in corpore sano! 

Oke itu pengalaman dikerjain sepeda. Sekarang pengalaman diselamatkan sepeda.

Kota Paris terkenal dengan keindahan, ..tapi ada satu hari dimana akan merupakan mimpi buruk bagi semua Parisien..yaitu hari dimana ada PEMOGOKAN. Kalau sudah seperti itu sekota orang nggak ada yang senyum, deh. Yang biasanya nggak ramah, jadi lebih nggak ramah lagi.

Pemogokan di Paris (Mat Napo - Unsplash.com)

Nah, saya waktu itu harus beli banyak keperluan untuk keluar kota. Sementara saya tengah terdampar di daerah yang kena mogok (ada beberapa metro yang jalan dan ada yang tidak)! Akhirnya di tempat saya terdampar saya melihat seonggok sepeda tua. Berdiskusi dengan empunya untuk "pinjem", untunglah transaksi berjalan mulus.

Berbekal helm, saya pun "ngibrit" melaksanakan misi. Walaupun sepeda itu enggak ada remnya (!). Berdoa saja nggak di lirik polisi.

Dari sana ke sini meluncur, melewati Champ Elysees, Arc de Triomphe, sampai ke tujuan. Ternyata setelah dicoba jarak antar lokasi dan lokasi di kota Paris itu nggak jauh-jauh amat, dan yang terpenting urusan beres.  Alhamdulillah...

Setidaknya masih beruntung dibanding yang pada kelabakan harus jalan kaki. Atau kalau mau kreatif seperti teman sekampus saya, dia pakai skateboard. Keren. Kesamaannya dengan saya cuma satu : sama-sama nggak ada remnya! Berdoa saja ketika lewat jalan menurun.

Jadi nggak rugi ya, kalau bisa naik sepeda? Kapan, ya Indonesia bisa terinspirasi menjadi sebuah negara pesepeda?

You Might Also Like

0 comments

Tiada kesan tanpa pesan, mari tinggalkan jejakmu di sini!^^ (komentar akan di moderasi dulu)